Senin, 11 Agustus 2014

RADIOTERAPI



Pengertian Radioterapi
Radioterapi secara harfiah adalah melakukan sebuah terapi kanker atau tumor dengan sebuah radiasi. Radiasi yang dimanfaatkan pada terapi ini adalah radiasi pengion, yang mempunyai sifat daya rusak terhadap sel makhluk hidup. Dengan daya rusak sel inilah, radiasi pengion dimanfaatkan untuk membunuh sel kanker.Pengobatan penyakit keganasan ( Kanker ) dengan menggunakan energi pengion maupun non pengion. Energi pengion yaitu sinar x ( rontgen ) sinar γ (Co60,  Irridium192 ), sinar β ( electron ). Sementara non Pengion adalah dengan menggunakan panas   ( Hyperthermi.).

Sejarah Perkembangan Radioterapi
 Sejarah radioterapi bermula pada tahun 1910 dengan semua penyakit telah dicoba diobati dengan sinar x di perancis. Regaud, lagassagne dan caurtard meletakan dasar radioterapi modern dengan memeberikan dosis secara fraksional dan menekankan pemtingnya observasi klinik dalam radioterapi. Penggunaan bahan Radium yang ditemukan oleh Marie Curie pada tahun 1898 menjelaskan bahwa radium memancarkan radiasi sinar aplha, betha dan gamma sertaq mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-x. Banyak para ahli yang telah menggunakan radium seperti Danlos st.Louis di Paris yang menggunakan radium untuk mengobati penyakit kulit dengan hasil yang memuaskan, serta Herman yang menyempurnakan aplikasi radium dan dikenal dengan teknik stokholm. Teknik penggunaan radium kini ditinggalkan karena intensitas radiasi yang dipancarkan sangat kecil dan pasien merasa kurang nyaman serta karena harus ditanam radium dalam beberapa hari untuk mendapatkan sejumlah dosis tertentu. Kini dipakai teknik penanaman sumber radiasi dengan jenis high dose rate dan teknik after loading.
Radioterapi telah mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini. Pertanyaannya, bagaimana dengan sel jaringan normal ? Ya tentu saja sel di jaringan normal mati juga, namun dari sebuah konsep radiobiologi, respon sel kanker dan normal mempunyai respon yang berbeda terhadap radiasi pengion ini yang dikenal dengan therapeutic ratio. Dengan hasil penelitian inilah, logika pemanfaatan radioterapi menjadi berkembang menjadi teknologi canggih dengan aksesoris yang rumit.
Apa sebenarnya yang dibisa dilihat dari perkembangan teknik radioterapi ini? Teknik konvensional ke 3D CRT adalah mengubah pandangan dari teknik radiasi konvensional anterior posterior atau box system yang setidaknya perhitunganya dapat dihitung dengan tangan mejadi keharusan menggunakan fasilitas komputer untuk menghitung dosis radiasi sebelum dilakukan penyinaran pasien. Teknik 3D CRT memdesain sedemikian hingga dosis membentuk distrubusi dosis mengikuti kontur tumor target. Tentu saja perhitungan manual sangat sulit memprediksi ini.
Sekarang sudah menjadi program IAEA yaitu transisi 3D CRT ke Intensity Modulation Radiation Therapy (IMRT), walaupun teknik IMRT sudah diperkenalkan penggunaanya pada tahun 90-an. Apa yang dikembangkan dari teknik ini? IMRT adalah membuat sebuah konsep yang tadinya kita membuat perencanaan berkas radiasi dari beberapa lapangan dan dapat dihitung distribusi dosisnya dibalik menjadi kita menentukan telebih dahulu dosis target dan organ at risk (OAR)-nya kemudian dihitung balik berapakah intensitas radiasi yang harus diberikan pada masing-masing segmen target radiasi yang dikenal dengan invers planning. Akuratkah perhitungan yang dilakukan dengan komputer? Kita mempercayai bahwa komputer dengan algoritmanya mengeksekusi perintah yang diberikan adalah benar. Namun seperti halnya dalam sebuah pengadilan, vonis benar atau salah haruslah adalah sebuah saksi atau bukti. Oleh karena itu, bergunalah para fisikawan dan ilmuwan mendesain ionization chamber yang dapat menunjukkan berapakah dosis radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Hasil pengukuran dengan instrumen IC dan alat pencacahnya menjadi sebuah saksi dan bukti kebenaran sebuah ekseskusi program komputer.

Prinsip Radioterapi
·       Memberikan dosis radiasi yang tepat dan terukur pada volume tumor yang ditentukan
·       Menghindari atau mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal mungkin.
Perlengkapan Peralatan  Radioterapi
a.             Perlengkapan untuk Radioterapi Berkas Eksternal
Kebutuhan perlengkapan terapi radiasi berkas eksternal dibagi menjadi lima kategori, yaitu: simulasi, perencanaan pengobatan, pengobatan, jaminan kualitas, dan keselamatan radiasi.
b.            Simulator
Simulator harus memenuhi persyaratan spesifikasi yang dijelaskan pada Tabel 2, Spesifikasi untuk Simulator Pengobatan. Informasi tambahan dapat dilihat pada laporan yang dipublikasikan oleh British Institute of Radiology.



c.             Perlengkapan perencanaan pengobatan
Perlengkapan perencanaan pengobatan harus memenuhi persyaratan, dan harus memenuhi persyaratan pengobatan radioterapi berkas eksternal yang telah ditentukan oleh tujuan klinis dari instansi yang bersangkutan.
Kalkulator yang telah diprogram atau komputer personal (PC) dapat digunakan untuk menghitung waktu pengobatan berdasarkan rencana pengobatan, dan kedalaman sumbu utama. Apabila PC tersedia, maka di dalamnya harus ada program aplikasi spreadsheet dan pengolah kata. Program spreadsheet dapat digunakan untuk mengembangkan program guna menghitung waktu pengobatan, menganalisis data mesin, dan meverifikasi kalkulasi komputer perencana pengobatan. Pengolah kata dapat digunakanuntuk menulis laporan, termasuk hasil uji penerimaan, pengukuran komisioning, kalibrasi, dan uji jaminan kualitas, serta pengukuran pasien secara in-vivo. Pengolah kata juga berguna untuk menulis catatan dosis dan kebijakan pengobatan dan prosedur yang diperlukan dalam program jaminan kualitas. Perlengkapan pembuat kontur harus tersedia untuk membuat kontur pasien sebagai masukan untuk komputer perencana pengobatan.

Perlengkapan untuk Brakiterapi
a.   Peralatan Pencitraan
Metode yang banyak digunakan adalah konstruksi ulang dengan cara sepasang radiograf ortogonal. Unit pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan sistem fluoroskopi diperlukan dalam kamar operasi untuk memeriksa dan mengetahui posisi aplikator, kateter, dan apabila perlu, memposisikan ulang, sebelum pasien meninggalkan ruangan. Sebagai tambahan, lokalisasi sinar-X (sinar-X ortogonal atau stereo shift) yang diperlukan untuk tujuan kalkulasi dosis dapat pula menggunakan unit ini. Apabila kamar ini tidak memiliki sistem perlengkapan sinar-X, maka penggunaan simulator isocentric lebih disukai. Jika simulator tidak tersedia, pesawat sinar-X non-isocentric (diagnostik) dapat digunakan, tetapi struktur geometrik yang memuat fiducial markers (kadang-kadang disebut sebagai “kotak lokalisasi”) sering diperlukan untuk memperoleh atau meverifikasi parameter yang diperlukan untuk konstruksi ulang (faktor pembesaran dan sudut radiografi).
Untuk menggambarkan posisi sumber selama pengobatan, sumber dummy radio-opaque harus dimasukkan dalam aplikator atau dalam kateter ketika mengambil sinar-X lokalisasi.
b.   Peralatan Perencanaan Pengobatan
Dalam pemilihan sistem perencanaan pengobatan adalah penting untuk meverifikasi bahwa sistem dapat memenuhi kebutuhan pengobatan brakiterapi yang ditentukan oleh tujuan klinis. Sistem perencanaan pengobatan harus memenuhi rekomendasi Tabel 3 dan harus memenuhi kebutuhan pengobatan brakiterapi seperti yang ditentukan oleh tujuan klinis instansi.
Sebuah kalkulator yang dapat diprogram atau komputer pribadi (PC) dapat digunakan untuk menghitung waktu pengobatan dari resep pengobatan (prescription) berdasarkan pada rencana pengobatan. Jika PC tersedia, maka harus memuat program aplikasi spreadsheet dan pengolah kata. Spreadsheet dapat digunakan untuk mengembangkan program pemeliharaan suatu basis data persediaan sumber, peluruhan aktivitas sumber secara otomatis, untuk menghitung waktu pengobatan, dan untuk meverifikasi perhitungan komputer perencana pengobatan. Pengolah kata dapat digunakan untuk menulis laporan termasuk hasil uji penerimaan, pengukuran komisioning, kalibrasi dan uji jaminan kualitas, dan pengukuran in-vivo pasien. Pengolah kata juga berguna untuk menulis kebijakan dosimetri dan pengobatan, serta prosedur yang disyaratkan oleh PJK.


Selasa, 10 Juni 2014

Abuot this Blog

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

 Hy...Teman - teman...
Sebelum mengenal lebih jauh tentang Blog ini...ada baik nya untuk mengenal sang Pemilik Blog...;)
Seperti pepatah lama...Tak Kenal Maka Tak Sayang..Tak Kenal Maka Tak Cinta.....
Perkenalkan ........
Saya “WA ODE SHUKMAWATI” seorang mahasiswi Radiologi di  ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR....satu - satu nya institusi kesehatan jurusan radiologi di Kawasan Indonesia Timur....hmmm sebuah kebanggaan tersendiri lah....:D
Saya masuk ATRO  pada tahun 2013,
Tujuan saya membuat blog ini  yang pertama untuk tugas ICT dari dosen  bpk Bambang Ariyanto, tapi yang paling utama adalah saya ingin memperkenalkan tentang “RADIOLOGI” bagi teman - teman yang masih samar - samar tahu tentang ilmu ini..namun buat kalian teman - teman yang sudah tahu...blog ini di buat untuk tambahan referensi tentang ilmu RADIOLOGI...

RADIOLOGI itu menyenangkan loh...bukan sebatas...pengetahuan tentang merontgen..tapi banyak hal - hal menarik lain nya... 
Mau tahu lebih banyak lagikan....???? Ayo Pelajari Radiologi.....:)
Terima Kasih....
 
Wassalamualaikum wr.wb..


Senin, 02 Juni 2014

DUPLIKASI.



Duplikasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan atau membuat salinan (copy) berupa radiograf dari radiograf  aslinya dengan kualitas yang relatif sama.Dilihat dari segi ukuran akhir,maka duplikasi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
  1. Enlargement copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih besar dari aslinya.
  2. Facsimili copy, yaitu ukuran hasil duplikasi sama dengan aslinya.
  3. Miniatur copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih kecil dari aslinya.
Jenis-jenis duplikasi dapat mengahasilkan gambaran yang Ukurannya kecil,sama atau serupa dan pembesaran.
Fungsi duplikasi adalah
  • Kebutuhan medis
  • Demonstrasi
  • Pendidikan
  • Pelatihan
  • Pameran
Bahan-bahan yang di gunakana untuk menduplikasi hasil radiograf adalah:
  • Radiograf asli
  • Film duplikasi
  • Sumber cahaya
  • Kaca datar
Duplicating film
  • Reaksi film duplikasi akan menampakan dan membangkitkan gambaran yg terbalik dari biasanya à Efek Solarisasi
  • A single sided-material
  • Dapat diproses secara otomatis dalam mesin processing film selama ± 90 detik dan secara manual
  • Blue sensitif.
Sumber cahaya
  • 275 watt photofold,
  • 8 watt UV BLB
  • 100 watt tungsten, cahaya putih untuk mengekspos film dalam jarak 120 cm

Normal Exposure
  • Pra-Ekspose dengan cahaya putih 1,5 detik
  • Ekspose dengan sinar UV 4,5 detik
Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Nilai Ekspose
  • Pertengahan rentang densitas yang asli
  • Kecerahan dan sifat sumber cahaya yang digunakan
  • Jarak antara sumber cahaya dan film yang sedang terekspose
  • Karakteristik bahan yang digunakan untuk membuat salinan/duplikasi radiograf
Peralatan yang digunakan :
  • Sediakan Peralatan sederhana yg digunakan utk mencetak proses cetak
  • Letakkan film yg mau diprint pada frame
  • Tersedia printer
Adapun metode yang digunakan adalah fotografi dan radiografi. Agar hasil duplikasinya memuaskan ,maka antara radiograf objek dan film baru hars keadaan kontak (copying by contact). Menurut teori terdapat film khusus yang dipakai dalam pembuatan duplikasi (duplicating film),dimana ada kekhususan pada emulsi film,pada bagian yang sedikit terkena foton akan menjadi Radiolusent dan sebaliknya,pada bagian yang banyak  terkena foton akan menjadi Radioopaque saat dilakukan processing (chemical treatment).

Cardio Thoracic Ratio

Pada pemeriksaan radiologi khususnya Thorax, kadang-kadang ditemukan dimana ukuran bayangan jantung terlihat lebih besar dari biasanya. 
Meskipun terlihat lebih besar dari biasanya, kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa jantung tersebut mengalami pembesaran atau biasa disebut Cardiomegally. Untuk menentukan apakah jantung tersebut mengalami pembesaran, maka diperlukan sebuah perhitungan yang disebut dengan Cardiothoracic Ratio
Sebelum lanjut melangkah berikut sedikit diulas mengenai anatomi jantung manusia
ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler yang terletak dalam rongga dada diantara 2 paru.
Jantung dilapisi oleh sebuah kantung yang disebut perikardium (kantong fibroserosa), fungsinya adalah membatasi pergerakan jantung dan menyediakan pelumas. Perikardium terletak dalam mediastinum medius, posterior terhadap corpus sterni dan kartilago costae II sampai VI.
Ruang-ruang jantung → dibagi oleh septum vertikal menjadi empat bagian atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel sinistra. 
Batas jantung
- Batas kanan oleh atrium kanan
- Batas kiri oleh auricula sinistra
- Bawah oleh ventrikel sinistra

TEKNIK PERHITUNGAN CTR
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.

CTR=A+B/C
Keterangan :
A : jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung. 
B : jarak MSP dengan dinding kiri terjauh jantung.
C : jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri. 
Jika CTR >0.5 maka dikategorikan sebagai Cardiomegaly

Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A = 6 cm
Panjang garis B = 13 cm
Panjang garis C = 30 cm

Dari nilai-nilai di atas, apakah jantung pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai Cardiomegally atau tidak?

Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita masukan nilai-nilai tersebut di atas.
6+13/30 = 0,63
Karena nilai ratio nya melebihi 0,5, maka jantung pasien tersebut dapat dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).